4/29/07

LINGKUNGAN DAN KADAR IMAN KITA

Banjir, tanah longsor, yang terbaru banjir akibat lumpur panas di Sidoarjo, adalah pemandangan kita sehari-hari. Mengapa kasus seperti ini kerap terjadi? bukankah Al-Qur'an mengajarkan menjaga lingkungan?
Oleh: Dr. Ir. Yusmin Alim, MSc *)
Hujan, banjir disertai longsor adalah pemandangan ‘mengerikan’ yang sedang terjadi di negeri kita. Kasus terbaru adalah banjir lumpur panas di desa Siring, Porong, Sidoarjo. Yang Pada intinya, kerusakan alam yang terjadi, banyak disebabkan ketidaktaatan kita mengelola alam. Padahal, dalam agama kita (Islam) pengelolaan alam banyak ditegaskan dalam ayat suci Al-Qur’an.Kali ini, hidayatullah.com menurunkan tulisan tentang lingkungan dan iman yang ditulis oleh Dr. Ir. Yusmin Alim, MSc, pangamat masalah lingkungan hidup dan Islam. Penulis kini tinggal di Abbott Lane, Ithaca, New York. Tulisan akan diturunkan secara berseri. Inilah tulisan bagian pertama.
***

Beberapa hari lalu, Menteri Lingkungan, Rachmat Witoelar merasa miris oleh fakta bahwa pada tahun 2005 lalu ada 62 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berstatus kritis. Angka ini tiga kali lipat dibanding tahun 1984 yang hanya ada 22. “Lama-lama bisa habis,'' kata Menteri Negara Lingkungan Hidup dikutip wartawan.
Sadar dengan kondisi gawat ini, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) melancarkan jurus anyar guna menyelamatkan DAS-DAS kritis. Caranya, tentu saja, menghambat laju pembabatan hutan.
Namun jurusnya tak lagi mengedepankan teknik 'mengancam'. Sebaliknya, memberi 'iming-iming'. Jurus ini berupa sebuah kompetisi. Namanya program Menuju Indonesia Hijau (MIH). Lewat MIH, KLH mengajak seluruh kabupaten di Indonesia berkompetisi menjadi yang terhijau.

Peristiwa rusaknya lingkungan, barangkali menjadi pemandangan kurang mengenakkan dalam kurun waktu setahun ini. Jangan heran, bila di mana-mana banyak longsor atau banjir.Mulai banjir di sungai Citarum, di Dayeuhkolot (Bandung), banjir dan longsong Jember, Jawa Tengah, sampai Ambon dan Sinjai yang sedang kita saksikan hari ini. Yang terakhir, adalah peristiwa banjir lumpur panas yang menggenangi desa Siring, Porong, Sidoarjo yang kemudian merembet hingga beberapa kecamatan akibat eksplorasi gas yang dilakukan PT Lapindo Brantas. Mengapa kasus-kasus seperti ini terjadi? Islam dan lingkungan hidupMasalah lingkungan hidup belum digarap serius sebagai bagian integral dari dakwah Islamiah. Lingkungan hidup makin rusak, karena insan Indonesia telah gagal mengemban misinya sebagai khalifah di muka bumi; untuk memelihara lingkungan hidup. Salah satu faktor penyebabnya adalah “nonsatiation rule” yang telah merasuk dalam prinsip hidup sehari-hari. Menjadikan insan Indonesia dengan kadar keimanan tipis dan acuh terhadap proses perusakan lingkungan yang makin cepat dan meluas.Sebelumnya, jarang kita dengar tema lingkungan hidup menjadi bagian obyek dakwah di Indonesia. Kalaupun ada, seperti gencarnya publikasi “Agama dan Lingkungan Hidup” baru pada tahun 1980-an. Itupun, konteksnya tak jauh dari kampanye ‘Keluarga Berencana saja. Beberapa kajian yang pernah ditulis dalam disertasi Dr. Mujiono Abdillah, MA serta jurnal dari Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta hanya merupakan upaya awal mengangkat masalah lingkungan hidup sebagai bagian dari pengkajian agama. Belum banyak pemuka agama yang menyempatkan diri untuk mengusik isu lingkungan hidup. Tak jarang diskusi agama menjadi kering dan jauh dari hal keseharian seperti masalah lingkungan. Walaupun ada angin segar yang dihembus tokoh-tokoh seperti Aa Gym dengan Manajemen Qolbu-nya atau Ary Ginanjar dengan ESQ-nya, hal ini tidaklah merubah persepsi bahwa umat Islam belum terlalu perduli dengan urusan lingkungan hidup yang sudah semakin parah di Indonesia.Masalah lingkungan hidup sangatlah luas, dimulai dari hal sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya sampai kepada penggunaan ampas uranium dalam peperangan. Untuk kasus Indonesia, indikator lingkungan disederhanakan mencakup masalah polusi udara, persampahan, air bersih, perumahan, konservasi lahan, dan kemacetan lalu-lintas.

Banyak orang berpikir bahwa terminologi lingkungan hidup lebih dikenal sebagai kosa kata dari peradaban barat, seperti “Agenda 21”, Habitat, dan “Greenhouse effect”, “Ecolabeling”, dan “Sustainable Development”. Sehingga tumbuh anggapan yang salah bahwa hanya ahli-ahli dari negara baratlah yang menguasai masalah lingkungan hidup. Padahal untuk seorang muslim masalah lingkungan hidup sifatnya inheren sebagai bagian dari kepribadian. Namun banyak yang secara tidak sengaja memisahkan masalah lingkungan hidup dari urusan agama. Benarkah demikian? Perhatikan isi Surat Al An’aam 101 yang berarti sebagai berikut, “Dia pencipta langit dan bumi…. Dia menciptakan segala sesuatu, dan Dia mengetahui segala sesuatu”. Urusan lingkungan hidup adalah bagian integral dari ajaran Islam. Seorang Muslim/Muslimah justru menempati kedudukan strategis dalam lingkungan hidup sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Baqarah 30 yang berarti sebagai berikut; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.

Ayat ini ditafsirkan secara lebih spesifik oleh Sayyed Hossein Nasr, dosen studi Islam di George Washington University, Amerika Serikat. dalam dua bukunya “Man and Nature (1990)” dan “Religion and the Environmental Crisis (1993)”, yang disajikan sebagai berikut:“……Man therefore occupies a particular position in this world. He is at the axis and centreof the cosmic milieu at once the master and custodian of nature. By being taught the names ofall things he gains domination over them, but he is given this power only because he is thevicegerent (khalifah.) of God on earth and the instrument of His Will. Man is given the rightto dominate over nature only by virtue of his theomorphic make-up, not as a rebel againstheaven.”Jelaslah bahwa tugas manusia, terutama muslim/muslimah di muka bumi ini adalah sebagai khalifah (pemimpin) dan sebagai wakil Allah dalam memelihara bumi (mengelola lingkungan hidup).Andaikan Islam dilaksanakan dengan konsisten tentunya akan tercipta lingkungan hidup yang baik. Namun tanah air tercinta justru sedang dirongrong oleh kerusakan bumi pertiwi.Lingkungan hidup dalam Al-Qur’anIslam adalah agama yang realisits, banyak sekali pedoman bagi seorang Muslim/Muslimah untuk mengurus masalah sehari-hari. Karenanya, patutlah diresapkan apa yang telah dikatakan oleh ulama besar kita seperti Buya HAMKA, “Memang, begitulah kebijaksanaan Al-Quran. Karena Islam itu bukanlah semata-mata mengatur ibadah: kepentingan tiap-tiap pribadi dengan Allah saja, tetapi juga memikirkan dan mengatur masyarakat.”Allah telah memberikan tuntunan dalam Al-Quran tentang lingkungan hidup. Karena waktu perenungan, hanya beberapa dalil saja yang diulas sebagai landasan untuk merumuskan teori tentang lingkungan hidup menurut ajaran Islam.Dua dalil pertama pembuka diskusi ini bersumber pada Surat Al An’aam 101 dan Al Baqarah 30. Dalil pertama adalah: “Allah pencipta langit dan bumi (alam semesta) dan hanya Dialah sumber pengetahuannnya”. Lalu dalil kedua menyatakan bahwa manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Perlu dijelaskan bahwa menjadi khalifah di muka bumi itu bukan sesuatu yang otomatis didapat ketika manusia lahir ke bumi. Manusia harus membuktikan dulu kapasitasnya sebelum dianggap layak untuk menjadi khafilah. Seperti halnya dalil pertama, dalil ke tiga ini menyangkut tauhid. Hope dan Young (1994) berpendapat bahwa tauhid adalah salah satu kunci untuk memahami masalah lingkungan hidup. Tauhid adalah pengakuan kepada ke-esa-an Allah serta pengakuan bahwa Dia-lah pencipta alam semesta ini. Perhatikan firman Allah dalam Surat Al An’aam 79: “Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan”

Dalil ke empat adalah mengenai keteraturan sebagai kerangka penciptaan alam semesta seperti firman Allah dalam Surat Al An’aam, dengan arti sebagai berikut, “Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan mengadakan gelap dan terang..”Adapun dalil ke lima dapat ditemukan dalam Surat Hud 7 yang menjelaskan maksud dari penciptaan alam semesta, “Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,….Dia menguji siapakah diantara kamu yang lebih baik amalnya.”

Itulah salah satu tujuan penciptaan lingkungan hidup yaitu agar manusia dapat berusaha dan beramal sehingga tampak diantara mereka siapa yang taat dan patuh kepada Allah. Dalil ke enam adalah kewajiban bagi manusia untuk selalu tunduk kepada Allah sebagai maha pemelihara alam semesta ini. Perintah ini jelas tertulis dalam Surat Al An’aam 102 yaitu, “..Dialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu”Dalil ke tujuh adalah penjabaran lanjut dari dalil kedua yang mewajibkan manusia untuk melestarikan lingkungan hidup. Adapun rujukan dari dalil ini adalah Surat Al A’raaf 56 diterjemahkan sebagai berikut; “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadaNya……..” Selanjutnya dalil ke delapan mengurai tugas lebih rinci untuk manusia, yaitu menjaga keseimbangan lingkungan hidup, seperti yang difirmankanNya dalam surat Al Hijr 19, ”Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.”Dalil ke sembilan menunjukkan bahwa proses perubahan diciptakan untuk memelihara keberlanjutan (sustainability) bumi. Proses ini dikenal dalam literatur barat sebagai: siklus Hidrologi. Dalil ini bersumber dari beberapa firman Allah seperti Surat Ar Ruum 48, Surat An Nuur 43, Surat Al A’raaf 57, Surat An Nabaa’ 14-16, Surat Al Waaqi’ah 68-70, dan beberapa Surat/Ayat lainnya. Penjelasan mengenai siklus hidrologi dalam berbagai firman Allah merupakan pertanda bahwa manusia wajib mempelajarinya. Perhatikan isi Surat Ar Ruum: 48 dengan uraian siklus hidrologi berikut ini. Hujan seharunya membawakegembiraaan karena menyuburkan tanah dan merupakan sumber kehidupan.Surat Ar Ruum 48 Siklus hidrologiMencakup proses evaporasi, kondensasi, hujan, dan aliran air ke sungai/danau/laut, Al-Qur’an dengan sangat jelas menjabarkannya. Evaporasi, adalah naiknya uap air ke udara. Molekul air tersebut kemudian mengalami pendinginan yang disebut dengan kondensasi. Kemudian terjadi peningkatan suhu udara, yang menciptakan hujan. Air hujan tersebut menyuburkan bumi dan kemudian kembali ke badan air (sungai, danau atau laut.Ini dengan jelas dibambarkan dalam Al-Qur’an surat ar-Ruum:48 yang berbunyi; “Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hambahamba-Nya yang dikehendakinya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.”Sebagai khalifah, sudah tentu manusia harus bersih jasmani dan rohaninya. Inilah inti dari dalil ke sepuluh bahwa kebersihan jasmani merupakan bagian integral dari kebersihan rohani.Merujuk pada Surat Al-Baqarah 222; “….sesungguhnya Allah senang kepada orang yang bertobat, dan senang kepada orang yang membersihkan diri.” Serta Surat Al-Muddatstsir 4-5; “..dan bersihkan pakaianmu serta tinggalkan segala perbuatan dosa.” Meski slogan yang dikenal umum seperti “kebersihan adalah sebagian dari iman”, banyak diakui sebagai hadis dhaif, namun demikian, Rasulluah S.A.W. bersabda bahwa iman terdiri dari 70 tingkatan: yang tertinggi adalah pernyataan “tiada tuhan selain Allah” dan yang terendah adalah menjaga kerbersihan.Jajdi, memelihara lingkungan hidup adalah menjadi bagian integral dari tingkat keimanan seseorang. Khususnya beragama Islam. Mengutip disertasi Abdillah (2001), Surat Luqman ayat 20 Allah berfirman, “Tidakkah kau cermati bahwa Allah telah menjadikan sumber daya alam dan lingkungan sebagai daya dukung lingkungan bagi kehidupanmu secara optimum. Entah demikian, masih saja ada sebagian manusia yang mempertanyakan kekuasaan Allah secara sembrono. Yakni mempertanyakan tanpa alasan ilmiah, landasan etik dan referensi memadai.”Selain itu, Abdillah juga mengutip bahwa manusia harus mempunyai ketajaman nalar, sebagai prasyarat untuk mampu memelihara lingkungan hidup. Hal ini bisa dilihat Surat Al Jaatsiyah 13 sebagai berikut; “Dan Allah telah menjadikan sumber daya alam dan lingkungan sebagai daya dukung lingkungan bagi kehidupan manusia. Yang demikian hanya ditangkap oleh orang-orang yang memiliki daya nalar memadai.”Dalil-dalil di atas6 adalah pondasi dari teori pengelolaan lingkungan hidup yang dikenal dengan nama “Teorema Alim” yang dirumuskan sebagai berikut:Misi manusia sebagai khalifah di muka bumi adalah memelihara lingkungan hidup, dilandasi dengan visi bahwa manusia harus lebih mendekatkan diri pada Allah.

Perangkat utama dari misi ini adalah kelembagaan, penelitian, dan keahlian. Adapun tolok ukur pencapaian misi ini adalah mutu lingkungan. Berdasarkan “Teorema Alim” ini, kerusakan lingkungkan adalah cerminan dari turunnya kadar keimanan manusia.Rasulullah S.A.W. dan para sahabat telah memberikan teladan pengelolaan lingkungan hidup yang mengacu kepada tauhid dan keimanan. Seperti yang dilaporkan Sir Thomas Arnold (1931) bahwa Islam mengutamakan kebersihan sebagai standar lingkungan hidup. Standar inilah yang mempengaruhi pembangunan kota Cordoba. Menjadikan kota ini memiliki tingkat peradaban tertinggi di Eropa pada masa itu. Kota dengan 70 perpustakaan yang berisi ratusan ribu koleksi buku, 900 tempat pemandian umum, serta pusatnya segala macam profesi tercanggih pada masa itu. Kebersihan dan keindahan kota tersebut menjadi standar pembangunan kota lain di Eropa.Contoh lain adalah inovasi rumah sakit dan manajemennya (Arnold, 1931). Pada masa itu manajemen rumah sakit sudah sedemikian canggihnya sebagai pusat perawatan dan juga pusat pendidikan calon-calon dokter. Rumah sakit tersebut sudah memiliki ahli bedah, ahli mata, dokter umum, perawat, dan administrator. Tercatat 34 rumah sakit yang tersebar dari Persia ke Maroko serta dari Siria Utara sampai ke Mesir. Rumah sakit pertama yang berdiri di Kairo pada tahun 872 Masehi, bahkan beroperasi selama 700 tahun kemudian. Inovasi bidang kesehatan ini bahkan berkembang sampai pada penemuan ambulan atau menurut Arnold (1931) sebagai “traveling hospital

click biar lengkap......

1 tamparan untuk 3 pertanyaan

Ada seorang pemuda yang lama sekolah di luar negeri,kembali ke tanahair.Sesampainya di rumah ia meminta kepada orang tuanyauntuk mencariseorang guru agama, kiyai atau siapa saja yang bisamenjawab 3pertanyaannya.Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orangtersebut, seorang kiyai.
Pemuda : Anda siapa Dan apakah bisa menjawabpertanyaan-pertanya an saya?

Kiyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akanmenjawabpertanyaan anda.
Pemuda : Anda yakin? Sedangkan Profesor dan ramaiorang yang pintartidak mampu menjawab pertanyaan saya.

Kiyai : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.

Pemuda : Saya ada 3 pertanyaan:1.Kalau memang Tuhan itu ada,tunjukan wujud Tuhankepada saya 2.Apakahyang dinamakan takdir 3.Kalau syaitan diciptakan dariapi kenapadimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidakmenyakitkan buatsyaitan. Sebab mereka memiliki unsur yang sama. ApakahTuhan tidakpernah berfikir sejauh itu?
Tiba-tiba kyai tersebut menampar pipi pemuda tadidengan keras.
Pemuda : (sambil menahan sakit) Kenapa anda marahkepada saya?


Kiyai : Saya tidak marah…Tamparan itu adalah jawabansaya atas 3pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.
Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.

Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda : Tentu saja saya merasakan sakit.Kiyai : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?
Pemuda : Ya!

Kiyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu!
Pemuda : Saya tidak bisa.

Kiyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama…kita semuamerasakankewujudan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.
Kiyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditamparoleh saya?

Pemuda : Tidak.
Kiyai : Apakah pernah terfikir oleh anda akan menerimatamparan darisaya hari ini?

Pemuda : Tidak.
Kiyai : Itulah yang dinamakan takdir.
Kiyai : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakanuntuk menampar anda?

Pemuda : Kulit.
Kiyai : Terbuat dari apa pipi anda?

Pemuda : Kulit.
Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda : Sakit.
Kiyai : Walaupun syaitan dijadikan dari api dan nerakajuga terbuat dariapi, jika Tuhan menghendaki maka neraka akan menjaditempat yangmenyakitkan untuk syaitan.



Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahuwata’ala kepada seluruh manusia yang akan bertambahbila diamalkan, salah satupengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itukepada yangmembutuhkan.
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karenajika Allah Subhanahu wata’ala berkehendak ilmu ituakan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidaktahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlahilmu itu sebatas yang engkau mampu(ibam)

click biar lengkap......

4/28/07

Teks Nasyid Pilihan


Rindu oleh : Snada


didalam kegelapan

kumencari cahyamu

yang hilang sirna tak tersisa
Semakin kuterlena
semakin kuterbawa
arah hina dan ternoda

kurindukan sinar sucimu yang mulia
dan kuharapkan belas kasihmu
agar musnah semua keangkuhan diriku
dan kulepaskan dari sifatku....



(report by Ibam)

click biar lengkap......

4/11/07

Pesanku tuk para wanita


Kamu tau kenapa saya suka wanita itu pakai jilbab? Jawabanny sederhana. Karena mata saya susah diajak kompromi.bisa dibayangkan bagaimana saya harus mengontrol mata saya ini mulai dari keluar pintu rumah sampau kembali masuk pintu rumah lagi. Dan kamu tau ? dikampus tempat seharian saya disana, kemana arah mata memandang selalu saja membuat mata saya terbelalak, hanya dua arah yang bisa membuat saya tenang, mendongak keatas langit atau menunduk ketanah. kala mata melihat kedepan kulihat perempuan berlenggok dengan seutas "Tank Top", kubuang muka kekiri pemandangan "Pinggul Terbuka".


Lalu cepat kubuang kekanan ada "celana ketat plus u can see" lalu kuberbalik kebelakang dihadang "dada menantang" Astaghfirullah kemana lagi mata ini harus memandang. Kalau saya berbicara nafsu. Oww jelas sekali saya suka, kurang merangsang itu mah !! tapi saya tidak ingin hidup ini dibaluti dengan nafsu. Saya juga butuh hidup dengan pemandangan yang membuat saya tenang. Saya ingin melihat wanita bukan sebagai objek pemuas tapi mereka adalah sosol yang anggun mempesona. Kalau dipandang bikin sejuk dimata. Bukan paras yang membuat mata panas,membuat iman lepas ditarik oleh fikiran "ngeres" dan hatipun menjadi keras, andai wanita itu mengerti apa yang dilakukan oleh laki-laki ketiika melihat mereka berpakaina seksi, saya yakin mereka tak mau tampil seperti itu lagi. Kecuali bagi mereka yang memang punya niat untuk menarik laki-laki untuk memakai asset berharga yang mereka punya. Istilah seksi kalau boleh saya definisikan berdasar kata dasarnya adalah penuh daya tarik seks. Kalau ada wanita yang dibilang seksi oleh laki-laki, janganlah berbangga dulu sebagai seorang manusia yang mempunyai fitrah dihormati dan dihargai semestinya anda malu, karena penampilan seksi itu sudah membuat lelaki menelanjangi anda, membayangkan anda adalah objek syahwat dalam alam pikirannya. Berharap anda melakukan lebih seksi , lebih….dan lebih lagi. Dan anda tahu apa kesimpulan yang yang ada dalam benak laki-laki? Yaitu : anda bisa diajak untuk begini dan begitu alias gampangan. Mau tidak mau, sengaja ataupun tidak anda anda sudah membuat diri anda tidak dihargao dan dihormati oleh penampilan anda sendiri yang anda sajikan pada mata lelaki. Jika sesuatu yang buruk terjadi pada diri anda, apa itu dengan kata-kata nyeleneh pelecehan seksual atau mungkin sampai perkosaan. Siapa semestinya disalahkan. Saya yakin anda akan menjawabnya "lelaki" bukan ? oh betapa tersiksanya menjadi seorang lelaki dizaman ini. Kalau boleh saya ibaratkan tak ada pembeli kalau tak ada penjual. Simple saja, orang pasti akan membeli kalau ada yang menawarin. Apalagi barang bagus itu gratis, wah pasti semua orang akan berebut untuk menerima. Nah apa bedanya dengan anda menawarkan penampilan seksi anda pada khalayak ramai, saya yakin siapa yang melihat ingin mencicipinya. Begitulah seharian tadi saya harus
Menahan penyiksaan pada mata ini. Bukan pada hari ini saja rata-rata setiap harinya. Saya ingin protes tapi mau protes kemana? Apakah saya harus menikmatinya..??? tapi saya sungguh takut dengan zat yang memberi mata ini. Bagaimana nanti saya mempertanggungjawabkan ? sungguh dilemma yang berkepanjangan dalam hidup saya. Allah ta’ala berfirman : katakanlah kepada lelaki berimanm hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara pandangannya dan memelihara kemaluannya" yang demikian itu lebih sucu bagi mereka. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita beriman "hendaklah mereka menahan pandangan dan memelihara kemaluannya."(QS. An-Nuur : 30-31).
Jadi tak salah bukan kalau saya sering berdiam di ruangan kecil ini. Duduk didepan komputer menyerap sekian juta electron yang terpancar dari monitor, saya hanya ingin menahan pandangan mata ini. Biarlah mata saya ini rusak oleh radiasi monitor, dari pada saya tidak bisa mempertanggungjawabkannya didepan Allah. Jadi tak salah bukam? Jika saya paling malas diajak ke mall, jjs, kafe, dan semacam tempat yang selalu menyajikan keseksian. Saya yakin, banyak laki-laki yang punya dilema seperti saya ini.Mungkin ada yang menikmati, tetapi sebagian besar ada yang takut dam bingung harus berbuat apa-apa. Bagi anda para wanita apakah akan selalu bahkan menyiksa kami sampai kami tak mampu lagi memikirkan mana yang baik dan buruk. Kemudian terpaksa mengambil kesimpulan menikmati pemandangan yang anda tayangkan?
So, berjilbablah … karena itu sungguh nyaman, tentram, anggun, cantik, mempesona dan tentunya sejuk dimata.(Ibam)


click biar lengkap......

My Skripsi

BAB I
A. PENDAHULUAN
Pendidikan yang ideal memang menjadi harapan semua orang, terutama umat Islam karena dalam Islam keselamatan dunia akhirat harus dicapai dengan ilmu pengetahuan, berbicara tentang ilmu pengetahuan tidak terlepas dengan dunia pendidikan.
Pendidikan Islam tidak membenarkan adanya sekulerisasi atau pemisahan ilmu umum dengan ilmu pengetahuan agama atau menekankan pada salah satu diantara keduanya saja, tetapi harus seimbang antara ilmu umum dengan ilmu agama atau pembinaan aqliyah maupun ruhiyah.
Saat ini banyak sekali sekolah-sekolah yang hanya menekankan pada salah satu segi saja, banyak sekolah-sekolah umum baik negeri maupun swasta sangat menekankan bagaimana anak didiknya dapat meraih NEM yang tinggi dan menjadi pimipinan teratas bagi rekan-rekan sekolahan yang berada di daerahnya. Dengan kata lain keberhasilan pendidikan hanya diukur dengan intelektualitas yang tinggi dengan mengesampingkan aspek ruhiyah yang menekankan pada aspek perilaku, ahlak, bagaimana hubungan dengan Allah (Hablunminallah) serta hubungan dengan sesama manusia (Hablunminannas).

Begitu pula sebaliknya banyak model pendidikan yang menekankan pada aspek ruhiyah saja dan kurang memperhatikan aspek intelektualitasnya. Hal ini melahirkan manusia yang beriman yang tidak bisa bersaing dengan kehidupan pada era modern.
Dari dua model pendidikan di atas dapat kita simpulkan bahwa perlu adanya sebuah model pendidikan yang terpadu (integral) yang menekankan pada semua aspek manusia, baik aspek spiritual, intelektual, maupun jasmaniyah agar semua sisi pada manusia dapat berkembang seimbang[1].
Integral berarti menyeluruh, sekolah integral berarti melibatkan komponen-komponen pendidikan secara menyeluruh. Komponen pendidikan meliputi institusi pendidikan, pendekatan dan metodologi, institusi pendidikan keluarga, sekolah yang masyarakat merupakan kesatuan utuh yang memberi dasar, arahan dan proses pendidikan sesuai dengan proporsi masing-masing. Pendekatan yang dimaksud adalah kerangka yang digunakan dalam proses pendidikan integral yaitu meliputi aspek islamiah, alamiah dan ilmiah[2]. Namun kesemua itu akan terasa sangat berat tanpa dukungan yang kuat dari masyarakat terutama elemen paling penting dalam masyarakat pendidikan yaitu orang tua wali siswa.
Hubungan sekolah dengan salah satu elemen masyarakat sekolah yang bernama orang tua siswa, pada hakekatnya merupakan salah satu sarana yang paling penting dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah, dalam hal ini sekolah sebagai sistem sosial merupakan integrasi dari sistem yang lebih besar, yaitu masyarakat. Sekolah dan orang tua sebagai salah satu elemen dari masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan, secara efektif dan efisien. Sebaliknya sekolah juga harus menunjang pencapaian tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan pendidikan. Oleh karena itu sebuah lembaga pendidikan berkewajiban memberikan penerangan atau penyuluhan tentang tujuan-tujuan, visi misi, program-program, kebutuhan-kebutuhan sekolah kepada orang tua wali siswa. Sebuah lembaga pendidikan juga berkewajiban untuk mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan dan tuntutan orang tua wali terhadap lembaga pendidikan tersebut. Dengan kata lain sebuah lembaga pendidikan harus menjalin hubungan yang harmonis dengan orang tua wali siswa.
Hubungan dengan orang tua wali siswa bertujuan antara lain untuk (1). Memajukan kualitas pembelajaran, dan pertumbuhan anak didik. (2). Memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat. (3). Menggairahkan orang tua wali siswa untuk menjalin hubungan dengan sekolah. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, banyak cara yang bisa dilakukan oleh sekolah untuk menarik simpati orang tua siswa. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberitahu orang tua mengenai program-program sekolah, baik program yang telah dilaksanakan maupun yang belum dilaksanakan sehingga orang tua wali memiliki persepsi atau pemahaman yang sama tentang visi misi sekolah di mana anak mereka dididik.
Jika persepsi orang tua wali siswa tentang sekolah baik, maka rasa tanggung jawab dan partisipasi orang tua siswa dalam ikut serta membangun dan memajukan sekolah juga akan baik. Maka agar tercipta persepsi yang baik antara pihak orang tua wali dan sekolah, para orang tua wali siswa harus mendapatkan pengetahuan dan gambaran yang jelas tentang visi misi sekolah, program-program unggulan sekolah.
Integralisasi sistem pendidikan di lembaga pendidikan Sekolah Dasar Islam Luqman al Hakim menjadi daya tarik tersendiri bagi peneliti untuk menggali data yang valid dan kuat tentang bagaimana persepsi atau pemahaman orang tua wali siswa terhadap sistem pendidikan dimana anak-anak mereka menempuh pendidikan dasar.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan diatas muncul rumusan masalah yang hendak dikaji, yaitu :
1. Bagaimana persepsi Orang Tua Siswa terhadap sistem pendidikan integral di SDI Luqman al Hakim Surabaya ?
2. Bagaimana langkah-langkah sekolah dalam membangun persepsi orang tua siswa terhadap sistem pendidikan integral ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskrifsikan persepsi Orang Tua Siswa terhadap sistem pendidikan integral di SDI Luqman al Hakim Surabaya.
2. Untuk mendeskrifsikan langkah-langkah sekolah dalam membangun persepsi orang tua siswa terhadap sistem pendidikan integral
D. Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini:
1. Bagi lembaga sekolah penelitian ini akan bermanfaat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya tentang pentingnya membangun persepsi yang baik antara Orang Tua Siswa dan Sekolah sehingga sekolah mendapatkan solusi yang baik dalam rangka membangun pendidikan yang maju dan bermartabat.
2. Bagi ilmu pengetahuan penelitian ini bermanfaat untuk menambah kepustakaan dibidang psikologi pendidikan.
E. Penegasan Judul
Agar dapat dipahami dengan baik maka perlu ditegaskan bagian-bagian yang dalam masalah ini menjadi inti dari pada penelitian ini :





1. Persepsi orang Tua
Persepsi menurut bahasa adalah pengamatan (penyusunan dorongan-dorongan dalam kesatuan-kesatuan) hal mengetahui, melalui indera (tanggapan atau daya memahami).[3]
Menurut Dodit Setiawan Persepsi adalah Pengalaman tentang objek peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyampaikan informasi dan menafsirkan Pesan.[4] Sedangkan menurut Irwanto, persepsi adalah proses diterimanya rangsangan (objek, kualitas hubungan antar gejala maupun peristiwa) sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti.[5]
Adapun yang dimaksud persepsi orang tua siswa adalah : orang tua siswa memahami dan memberi tanggapan mengenai keberadaan pendidikan di sekolah sesuai dengan pemahaman mereka selama menjadi orang tua siswa. Mengenai persepsi mereka bisa berbeda-beda dan mempunyai alasan masing-masing tentang persepsi mereka tentang sistem pendidikan dimana anak mereka belajar.
2. Sistem Pendidikan Integral
Yang dimaksud sistem pendidikan Integral adalah sistem yang pada arah dan tujuan pendidikannya mengintegrasikan aspek Ruhiyah (spiritual dan emosional), aspek aqliyah (intelektual) dan aspek jismiyah (ketrampilan). Sedangkan pada lingkungan atau institusinya mengintegrasikan antara keluarga, sekolah dan masyarakat.[6]
F. Metode Penelitian
Pendekatan dan Jenis Penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan pendekatan fenomenologis. Penelitian kualitatif dalam pendidikan bertujuan mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan berdasarkan apa yang terjadi di lapangan sebagai kajian lebih lanjut, untuk menemukan kekurangan dan kelemahan sistem dalam program pendidikan, sehingga dapat di ketahui dan dapat menentukan jenis dan upaya penyempurnaannya. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mendeskrifsikan persepsi Orang Tua Siswa dengan tujuan untuk menemukan kelemahan dan kekurangan sistem pendidikan integral di mata orang tua siswa sehingga penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan jenis dan upaya penyempurnaan
Penelitian ini, juga untuk menganalisa suatu fakta, gejala dan peristiwa pendidikan yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya konteks ruang dan waktu serta situasi lingkungan pendidikan secara alami. Selain itu penelitian kualitatif dapat digunakan untuk menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip pendidikan berdasarkan data dan informasi yang diperoleh di lapangan sehingga dapat dilakukan penelitian lebih lanjut.
b. Sumber dan Jenis Data Penelitian
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto menjelaskan, bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, ucapan, mimik, perbuatan, tingkah laku dll6, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen, arsip dll.
1. Data Utama
1.1 Sumber Lisan
Sumber lisan akan diperoleh dari wawancara dengan orang tua wali siswa, dan pihak sekolah.
1.2 Sumber Tertulis
Sumber tertulis ini diperoleh dari dokumen sekolah, arsip, brosur, dan sumber lain yang mendukung penelitian.

c. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah Persepsi Orang tua wali siswa terhadap sistem pendidikan integral di SDI Luqman Al Hakim Surabaya
Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah orang tua wali Siswa SDI Luqman Al Hakim Surabaya.
e. Prosedur Penelitian
Prosedur yang peneliti tempuh dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu :
1) Tahap Persiapan
Pada tahapan ini, peneliti mengadakan wawancara untuk memperoleh informasi tentang Perspesi orang tua wali Siswa terhadap Sistem pendidikan integral di SDI Luqman Al Hakim Surabaya.
2) Tahap Pelaksanaan
Tahapan ini merupakan tahap pengumpulan data melalui wawancara, serta dokumentasi.
3) Tahap Penyelesaian
Dalam tahapan ini, peneliti berusaha mengumpulkam hasil wawancara dan dokumen, kemudian menafsirkan serta menyusun data dalam bentuk hasil penelitian (laporan).
f. Tekhnik Pengumpulan Data Penelitian
Teknik yang digunakan dalam penelitian terdiri dari :
1) Wawancara
Wawancara yang digunakan peneliti bersifat indepth yang dilakukan secara open-ended, sistimatis dan fleksibel. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data secara detail tentang persepsi dari orang tua siswa terhadap system pendidikan Integral yang dilaksanakan di SDI Luqman Al Hakim Surabaya.
2) Dokumentasi
Sebagai data pendukung yang keabsahan dan kevalidannya sudah diakui, data-data tertulis dan arsip-arsip sangat dibutuhkan dalam penelitian ini. Data dokumentsi ini sebagai pengecek data yang verbal yang diberikan oleh pihak Sekolah SDI Luqman Al Hakim Surabaya
g. Instrumen Pengumpulan Data Penelitian
Variasi jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Angket.
b. Ceklis atau daftar centang.
c. Pedoman wawancara.
h. Tekhnik Analisis Data dan Penafsiran Data Penelitian
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Dalam penelitian ini, digunakan analisis data kualitatif dengan pendekatan induktif dalam menarik kesimpulan dari data yang ada. Artinya peneliti bertolak dari fakta, informasi dan data empiris untuk membangun teori. Atau berangkat dari kasus-kasus yang bersifat khusus berdasarkan pengalaman nyata (ucapan atau perilaku subyek penelitian atau situasi lapangan penelitian), untuk kemudian dirumuskan menjadi model, konsep, teori, prinsip, atau definisi yang bersifat umum.
G. Sistimatika Pembahasan
Untuk mempermudah penyusunan dan pemahaman dalam penelitian skripsi nanti maka peneliti membuat sistimatika pembahasan sebagai berikut :
Bab I
Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan judul , metode penelitian berisi tentang jenis penelitian, metode pembahasan, sumber data serta analisa data sedangkan sub yang terakhir adalah sistematika pembahasan.
Bab II
Memuat kajian teori mengenai persepsi orang tua wali siswa terhadap sistem Pendidikan Integral. Meliputi pengertian persepsi orang tua, faktor-faktor persepsi, sifat-sifat persepsi, pengertian sistem, pengertian pendidikan Integral dan komponen-komponen pendidikan integral.
Bab III
Bab ini peneliti akan memaparkan seluruh persyaratan dan kriteria penulisan karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan yaitu tekhnik penulisan dengan menggunakan sebuah metodologi tertentu berikut tekhnik pengumpulan data atau informasinya. Karena penelitiam ini menggunakan jenis penelitian kualitatif-deskriptif maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fenomenologis.
Bab IV.
Memuat tentang gambaran umum obyek penelitian yang meliputi: Latar belakang berdirinya SDI Luqman Al Hakim Surabaya, Letak geografis SDI Luqman Al Hakim Surabaya, struktur Organisasi SDI Luqman Al Hakim Surabaya, Visi dan Misi SDI Luqman Al Hakim Surabaya, dan data Sistem pendidikan Integral yang diterapkan di SDI Luqman al Hakim Surabaya.
Bab V.
Dalam bab ini menyajikan data tentang Persepsi Orang Tua Wali siswa terhadap system pendidikan Integral dan data tentang langkah-langkah sekolah dalam membangun persepsi orang tua terhadap sistem integral di SDI Luqman al Hakim Surabaya.
Bab VI
Penutup yang memuat kesimpulan dari semua pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang berkaitan dengan hasil penelitian yang dapat menjadi pertimbangan lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA.
Arikunto.Suharsimi Prof. Dr. Edisi Revisi V. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”. 2002. PT Rineka Cipta, Jakarta.
Document, Buletin Integral SDI luqman Al Hakim, Edisi Juli 2000, Surabaya
Tim Departmen Pendidikan Ta 2000/2001, Buku Induk Seri Konsep Sekolah Integral Hidayatullah, Jakarta, 2000 DPP Hidayatullah.
Irwanto, Psikologi Umum: buku panduan mahasiswa, , Jakarta 1998 Gramedia
Mastuhu, memberdayakan system pendidikan Islam, 1999 , Jakarta Logos.
Moleong, Lexy J., , Metodologi penelitian kualitatif, Bandung, 2001, PT. Remaja Rosdakarya.
Pius A Partanto, M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, 1994,Arkola Surabaya.
Setiawan, Dodit. Persepsi masyarakat terhadap agrevitas remaja, , 2001, Untag Surabaya

[1] Mastuhu, 1999, memberdayakan system pendidikan Islam, Logos, Jakarta. Hal 33
[2] Document, Buletin Integral SDI luqman Al Hakim, Edisi Juli 2000, Surabaya
[3] Pius A Partanto, M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, Arkola Surabaya, 1994 hal 591.
[4] Setiawan, Dodit. Persepsi masyarakat terhadap agrevitas remaja, Untag Surabaya, 2001
[5] Irwanto, Psikologi Umum: buku panduan mahasiswa, Gramedia, Jakarta 1998
[6] Tim Departmen Pendidikan DPP Hidayatullah Pusat Ta 2000/2001, Buku Induk Seri Konsep Sekolah Integral Hidayatullah, Jakarta, 2000 hal 7
6 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto. Edisi Revisi V. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”. 2002. PT Rineka Cipta, Jakarta. Hlm.12

click biar lengkap......